Kamis, 24 Oktober 2013

KEMBALI KETANAH ASAL
NAN TASIREK DALAM TAMBO ASAL BUNDO KANDUANG KAMPUANG DALAM KORONG SUMPU GUDAM PAGARUYUNG. Bagian ke 31.
ALLAH MAHA RAJA SELURUH ALAM
Riwayat singkat hidup saya. Saya dilahirkan
Tanggal, tahun       : 17 Januari 1952.
Tempat                    : Kampung Dalam Gudam Pagaruyung
IBU:
Ibu dilahirkan di Kampung Dalam Gudam Pagaruyung, rumah asal diranah Tanjung Bungo rumah Tabiang Korong Sumpu Kampuang Dalam Gudam Pagaruyung di kaki bukit Batu Patah Gunung Bonsu.
AYAH:
Ayah dilahirkan di Kampuang Gadang Buo Pangian Lintau Tanah Datar.
Semasa kecil, kami dibawa ibu dan ayah, merantau ke Marlung Tungkal Ulu Jambi, beserta kakak saya Ummiati Syarif dan adik saya Sasmita Syafnur.
Sebelum tidur, ibu selalu menceritakan Tambo Asal Bundo Kanduang, menceritakan Sumpur Kudus dan cerita Nabi nabi, kata ibu, ibu waktu mengandung saya, ibu taat lebih dari biasanya, ibu mengatakan, kita kedunia ini pergi merantau, kita tidak boleh lalai untuk bisa kembali, atau berpulang ke Asal yang Mengutus kita, kita diberi tugas untuk memimpin, Mempertahankan Fitrah ALLAH.
Siapa yang akan kita pimpin ibu?
Kita adalah yang datang dari pada Allah dan akan kembali kepada ALLAH, kita sudah ada sebelum dilahirkan, dan tetap ada sesudah mati, inilah kita yang berpungsi sebagai pemimpin, dan akan dipertanggungjawabkan atas kepemimpinan kita kepada ALLAH. Wilayah yang dipimpin adalah tubuh atau jasat, dengan pegawai pegawai yang telah disediakan, akal untuk berpikir, ilmu untuk menuntut, telinga untuk mendengar, kaki untuk berjalan, tangan untuk mengambil, lidah untuk merasa, mulut untuk berkata,
Bagai mana cara kita memimpinnya ibu?
Pergunakan hati sebagai remot kontrol.
Hati ibarat gedung pertemuan, memiliki pintu keluar dan kedalam, keluar akal dan pikir, membaca apa yang di amati oleh pegawai pegawai untuk kebutuhan hidup wilayah dengan karuniah untuk menikmati rahmat yang telah disediakan Allah di alam dunia,
pintu kedalam adalah ke arah kita yang memimpin, dan kita tidak boleh lalai terhadap Allah dan jadikan ALLAH sebagai pemimpin.
Bagaimana caranya menjadikan Allah sebagai pemimpin ibu?
Kita Fitrah Allah atau Nur Allah, yang tidak butuh makan dan minum, juga tidak butuh tempat tinggal dan lebih dekat kepada ALLAH dari pada kepada pegawai pegawai dalam wilayah penguji kepemimpinan kita. Fitrah inilah yang wajib dipertahankan selama hidup, inilah tugas orang tua mempertahankan Fitrah anaknya sampai dewasa.
Setiap apa yang dilakukan tidak boleh lalai dengan Allah, apa bila pegawai dalam wilayah melihat sesuatu kita tidak boleh lalai memandang Allah dalam ses
uatu, bila ilmu menuntut pengetahuan, kita tidak boleh lalai memandang Allah dibelakang yang diketahui itu juga dari yang Maha Tau.
Pada tahun 1957, ibu dan ayah membawa kami semua pulang ke Kampumg Dalam Gudam Pagaruyunh, kami dimasukkan Sekolah Rakyat atau SR di Ludai Pagaruyung, yang jarak dari rumah lebih kurang dua kilo meter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar