Jumat, 25 Oktober 2013

Nan Tasirek Dalam Tambo Asal Bundo Kanduang Kampuang Dalam Korong Sumpu Gudam Pagaruyuang. Bagian ke 33
ALLAH MAHA RAJA SELURUH ALAM.
Sidratilmuntaha adalah ISTANA ALAM yang berada di Kampung Dalam atau Tanah Asal.
Suatu kejadian yang sulit dilupakan, saya pergi memancing belut ditengah sawah yang terbentang luas, sesudah zohor saya sedang asik memancing, saya melihat segerombolan tentara PRRI, melintasi sawah tempat saya memancing, mereka melambaikan tangan seolah olah mengusir saya?, saya tertegun, tidak berapa lama terdengar tembakan senjata berentetan, saya lihat tentara itu tiarap dan tidak kelihatan, desingan peluru terasa ditelinga saya, tidak pikir panjang saya juga tiarap dalam parit dekat saya, letusan senjata tidak henti hentinya, hari semakin senja, kata ibu mati manusia karena ajal, kalau tidak ajal tidak akan mati, mortir dan kanon, jtuh disawah disamping saya, dua kali ledakan, setelah jatuh meledak lagi, sehingga saya terkena lumpur air sawah itu, Tuhan lindungi saya, saya baca Lailahailallah banyak banyak, jam dua malam tembakan sudah mulai berkurang, saya mulai merayab menyusuli parit, sampai kerumah semua masih dalam lobang perlindungan, saya mengucapkan salam, semua menangis memeluki saya.
Tahun 1962, saya menyaksikan bersama ibu, ayah meninggal dunia kembali ke asalnya Allah, saya terpukul, ayah telah duluan pulang, saya belum tau bagai mana caranya pulang itu, apa gunanya hidup kalau tidak tau jalan pulang. Saya bisa sesat, tidak bisa kembali ke asal.
Saya bertanya pada ibu, Apa ada bedanya Tuhan dunia dengan Tuhan tempat kita pulang?
Kata ibu ,TIDAK, kita bisa ke Tuhan di Dunia.
Itulah Rahasia yang tersirat dalam Tambo Asal Bundo Kanduang, dan tidak bertentangan dengan agama Islam.
Dalam Pendidikan Islam ada kata kata"matikanlah dirimu sebelum engkau mati.
Awaluddini Ma'rifatullah, pertama beragama mengenal Allah
Ibu...... ba a awaklaiko?
Ayah juga sudah pulang, kalau kita bertemu Tuhan, bisakah kita bertemu ayah?
Kata ibu.. BISA, MUSTAHIL BEDA ALLAH DUNIA DENGAN ALLAH AKHIRAT.
Apa yang harus awak lakukan ibu?, Menjalankan perintah Allah dan menghentikan larangan Allah, Minta pada Allah untuk sampai KepadaNYA,menangislah pada Allah, pinta yang sungguh sungguh pasti dikabulkan, solat jangan tinggal, kalau mampu puasa setiap hari kamis, setiap langkah,gerak,pandangan, selalu dizikirkan dengan perasaan pada Allah.
Saya sering melakukan puasa.
Setiap hari ulang tahun kelahiran saya, saya puasa, tanpa setahu  ibu dan orang lain, saya duduk dimakam ayah...,
saya panggil ayah.., dimana ayah sekarang? ayahkan tidak mati, tetapi kembali ke Allah...
jemput saya ayah...
saya juga mau sama ayah..
Tanpa saya sadari, rupanya air mata saya mengalir deras...
saya tidak cengeng ayah, ayah mendengar dan Tuhan pasti tau, saya tulus masuk ke Tuhan.
TUHAN...mohon ambil saya ke DALAMMU, tanpa bersama MU. Apa gunanya saya hidup.
Doa saya Cuma Satu, JADIKANLAH AKU ORANG YANG SEMPURNA SAMPAI  KEPADAMU.TAnpa Dalam Mu hidup saya sia sia. saya ikhlas meninggal dunia sekarang, jika tidak denganMu mustahil saya bahagia.
Perbuatan puasa seperti itu sering saya lakukan, tanpa diketahui siapapun, hanya Allah yang pasti tau.
Kejadian aneh bagi saya? saya mengaji dan tidur di surau taluak, dekat jembatan Lubuak tapuak Pagaruyuang, jarak kira kira satu kilo meter dari rumah saya di Kampuang Dalam Gudam, pada waktu itu belum ada lampu listerik, masih jalan tanah, rumah jarang sekali, setiap bulan puasa, saya pulang makan sahur jalan kaki, pada suatu malam saya pulang sendiri berlari lari kecil, pada waktu terang bulan, ditengah jalan sambil berlari, saya melihat kiri kanan, saya sangat terkejut, setiap pohon dan tumbuh tumbuhan rebah semua dikiri kanan dan belakang saya, saya berhenti, pohon yang dihadapan saya masih berdiri dan kiri kanan tetap rebah, akhirnya saya lari kencang ketakutan, ternyata kayu kayu ikut rebah seiring lari saya, sampai dirumah, saya gedor pintu memanggil ibu, rencana saya mau menceritakan yang terjadi pada ibu, saya melihat ke langit lewat jendela, tau tau dilangit saya melihat awan putih besar berbentuk manusia besar, awan itu menggerakkan tangannya kemulut, seolah olah menyuruh saya diam, dan tidak bercerita pada siapapun, termasuk ibu. Akhirnya saya diamkan saja kejadian itu, saya hanya mintak pertolongan Tuhan, dan jadikan saya bisa masuk kedalam TUHAN.
Dalam keseharian saya selalu ingat, bahwa semua dikuasai Tuhan, dan semua milik Tuhan termasuk saya.
Setelah berapa lama, pikiran saya sudah tenang,  saya bertanya pada ibu,
ibu, Tuhan itu besar bentuk manusia?
jawab ibu TIDAK... Tuhan tidak menyerupai apapun.
Dia beserta kita dimana saja kita berada, Maha mengetahui, meliputi sekalian alam.
Malaikat itu bentuk apa ibu? ibu menjawab, malaikat bisa berbentuk apa saja, dalam hati saya, oo mungkin yang saya lihat itu malaikat.
Beberapa tahun kemudian setelah semua kejadian, sudah tiidak menghantui saya, saya juga pulang makan sahur, saya terlihat ke bulan,, tau tau bulan itu jatuh, mau menimpa saya, saya lari sekuat tenaga, tetapi bulan itu lebih cepat dari lari saya, pas sampai disimpang tiga batu bersurat kampung dalam, bulan itu menimpa saya, rupanya bulan itu lunak, saya termasuk kedalam bulan itu, kalau saya tau bulan itu lunak saya tidak akan lari, anehnya semua takut saya hilang, hati saya amat tenang luar biasa, sampai dirumah saya tidak bercerita apa apa,  saya menoleh ke langit, juga tida ada yang berbentuk orang besar.
Saya mulai merasakan Allah itu ada terusbeserta saya, tapi saya tidak bisa dan tidak mampu menyelidikinya, saya tetap mengaji dan tidur disurau taluak. tanpa saya sadari pada suatu malam, ditempat saya mengaji, saya melihat seluruh arah, ada cahaya beserta penglihatan saya.
Kejadian itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar