Jumat, 25 Oktober 2013

Nan tasirek Dalam Tambo Asal Bundo Kanduang Kampuang Dalam Korong Sumpu Gudam Pagaruyung . Bagian ke 32.
Di Pagaruyung ada teradisi setiap mau turun kesawah, ada istilah bekaru karu, bekaru karu adalah suatu teradisi nenek moyang, berdoa dan makan bersama, dipuncak gunuang Bonsu, yang terdapat Masjid dari batu dan labuah kudo dan ada tempat persemedian dipuncak gunung itu, disitulah diadakan upacara puja doa sebelum turun kesawah, semua penduduk membawa benih padi sebelum disemaikan, semua rakyat membawa nasi yang sudah dibungkus dengan daun pisang sebanyak anggota keluarga yang hadir, nasi bungkus itu ditumpuk didepan masjid batu, tanpa mengetahui yang punya bungkus nasi itu, atau campur aduk. Dulu Bundo Kanduang, selalu melakukan puja doa disini, sebelum bercocok tanam. Puja doa dilakukan, dan nasehat serta petuah dari pemuka kampung. Dalam bertanam padi ditekankan pada rakyat, tidak boleh ceroboh terhadap padi, satu biji padi dapatnya satu tahun, tidak boleh satu biji padi terbuang, sehingga padi dinamakan ande gadih, ande gadih disimpan dalam rangkiang sebaik mungkin, hama padi diminta sama Allah, untuk tidak merusak tanaman padi, malahan hama tikus dinamakan kakak puti.
Kata nenek moyang kita, hama maupun musuh padi, juga dibawah kekuasaan Tuhan, kalau tidak ada izin Tuhan, hama tidak akan bisa memakan atau merusak tanaman. Percayalah Tuhan akan selalu menjaga kebutuhan manusia. Atas izin Tuhan semua makhluk hidup akan membantu kalian, kalian tau semua, kerbau sibinuang pada tubuhnya penuh dengan sarang binatang yang berbisa, dan harimau serta lebah bersahabat menjaga kampung kita sampai sekarang, malah harimau dipanggil dengan inyiak, dan ular dipanggil dengan malin yang masih kita temukan dalam lumbung menjaga padi.
Setelah doa dan petuah dan cerita asal usul nenek moyang dilakukan, nasi bungkus dibagikan oleh petugas dengan tertib, pertukaran nasi bungkus itu ada kebahagiaan tersendiri bagi rakyat, tercipta persaudaraan yang amat kuat, penuh kasih sayang sesama. Turun kesawah dilakukan gotong royong dari sejak pengolahan tanah, irigasi, bercocok tanam, maupun panen, dilakukan bersama.
Pada waktu itu, jika tanaman penduduk diserang hama, atau ternak penduduk ditangkap harimau, satu pertanda ada kelalaian penduduk terhadap Tuhan, atau ada pelanggaran dalam kampung.
Di Pagaruyung anak laki laki, mengaji dan tidur disurau.. Disurau, saya dapat pendidikan dan nasehat serta sejarah nenek moyang dari guru guru di surau surau. Saya sering pindah pindah surau tempat menuntut, dan kawan yang banyak, antara lain surau yang pernah saya diami, surau sinandang ateh, surau sinandang bawah, surau lubuak ampalam, surau lubuak jariang, surau lubuak sikubu, surau cantenggi,surau ateh pulau, surau pulau, surau talago, surau lubuak angkuniang, surau saliawak, surau taluak, surau simpang sinandang.
Semua surau memiliki daya tarik yang berbeda, disurau ada jadwal ajaran ,. baca alquran, sejarah nabi, menghapal doa, rukun solat, sejarah asal nenek moyang, pencak silat, dan lain lain.
Pada tiap tahun diadakan lomba antar surau oleh Negari, yang berhadiah kambing dan emas.
Kata kata atau nasehat orang tua amat ditakuti anak.
Kata kata orang tua adalah kata kata Tuhan.
anak durhaka ke orang tua, akan ditelan bumi,jadi batu dan lain lain, bukti, Payo sopan didiah, batu manangih, batu tagak dan lain lain.
Pada tahun 1959, Nenek saya meninggal dunia, saya melihat nenek menghembuskan nafas terakhirnya, ibu menghadapi dengan tenang.
Saya penuh tanda tanya?
Apakah ande itu mati ibu?
jawab ibu Tidak.
Ibu menjawab, Ande pulang kenTuhan
Semua kita tua muda pasti akan pulang ke Tuhan, kata ibu dan guru mengaji, Tuhan itu ada sekarang, berarti kita bisa ke Tuhan sekarang ibu?, kata ibu, bisa nak, tapi tidak semua orang, bagai mana caranya ibu?, ibu mengatakan juga ada rahasianya dalam tambo Asal Bundo Kanduang.
Ibu membacakan tambo asal, didalam tambo asal bahwa manusia asal dari langit datang dari Allah,
Setiap saya bertemu kuburan, saya selalu mintak tunjukan pada Allah jalan pulang itu sebrlum mati, ibu menerangkan yang tersirat dalam tambo.
Manusia wajib mi'raj, menyelami asal manusia dari Tuhan, turun dari atas langit yang ketujuh, ibu selalu menekankan, akhlak tingkah laku sehari hari terhadap alam dan manusia, pelihara alam dan semua makhluk Tuhan.
Bila mengambil batu kecil saja, jangan sembarang ambil, batu kecil manapun ada pemiliknya,minta izin dulu pada pemiliknya. Apa yang ada dibumi dan dilangit dan antara keduanya adalah milik Tuhan.
Bila berjalan, setiap yang diinjak minta izin pada yang menguasai bumi, apapun yang dikerjakan tidak boleh lalai pada pemilik yang berkuasa. Semua makhluk hidup, juga mempunyai rasa sakit sepert kita, jangan buang air sembarangan, menyakiti binatang apa saja tidak boleh, semua ada caranya jika bermanfaat.
Setelah saya lakukan, saya mulai merasakan bila didalam hutan, atau tempat yang kelihatan seram, saya merasakan alam bersahabat, saya merasakan menyatu dengan alam, dan hati saya merasakan dalam Tuhan.
Kata ibu dan juga nenek nenek di Kampung Dalam khususnya, manusia atau kita, sudah ada sebelum kita dilahirkan, Roh manusia tidak ada tua mudanya.
Yang pakai umur adalah sangkar atau jasat lahir ke dunia,
Yang kita bukanlah sangkar, tetapi Roh yang turun dari langit yang ke  tujuh dari Zat Allah taala. Setiap manusia wajib mengetahui Asalnya, dan menyelami sampai ke Istana Alam atau A'rasy Tuhan.Kampung Dalam atau Tanah Asal.
Jasat diciptaka sementara,dilengkapi dengan goda goda, dan daya daya nikmat dunia, ketahuilah itu bukan kita, tetapi penguji kita. musuh kita yang paling besar, berhasil memimpinnya atau tidak.
Kita jangan berada dalam jasat ciptaan Tuhan, Tetapi kita selalu dalam TUHAN.
Atau dalam ustano Kampung Dalam, maka Ustano Kampuang Dalam dilambangkan dengan Kuburan di alam dunia atau Pandam Pakuburan. matikan daya dan goda nafsi, inang kabau, Tiada daya dan upaya melainkan kekuasaan Allah.
Buka pintu hati, mi'raj lewat pintu kampung Dalam, Atau selalu mi'raj. Allah menguasai seluruh alam, Asal tanpa batas, dan tidak pakai umur, kita adalah roh dari langit yang ke tujuh, hanya nenek moyang kia Bundo Kanduang yang berhasil menyelam sampai pada yang gaib.Pertahankan sampai kapanpun selalu mi'raj, selalu dalam Allah jangan dalam jasat, jasat dan daya wajib dijadikan hamba Allah, kita mi'raj menyaksikan, mengaku, dan tiada yang berhak mengatakan Aku selain ALLAH. hati kecil yang paling dalam adalah Allah diatas langit yang ke tujuh Sidratilmuntaha.
Sidratilmuntaha adalah ISTANA ALAM yang berada di Kampung Dalam ata Tanah Asal

1 komentar:

  1. baa pulo carito Payo sopan didiah, batu manangih, batu tagak tu pak?.

    BalasHapus